pages

Minggu, 01 Desember 2013

Bagaimana Manusia Menyimpan Informasi : Teori Kognitif

MEMORI MANUSIA  
  • Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan dari urutan perilaku. 
  • Memungkinkan seseorang melakukan tindakan yang berulang, menggunakan bahasa, menggunakan informasi yang baru diterima melalui inderanya, mengidentifikasi dengan menggunakan informasi yang pernah diterima dari pengalaman masalalu. 
Manusia menyimpan memori dengan cara membentuk sebuah memori, mulai dari melihat, mendengar, mencium, maupun merasakan informasi lalu kita mengolah dan menyimpannya di otak hingga suatu saat bisa di ingat atau di panggil kembali.
Yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan. itu semua karena adanya otak, otak yang berbeda dengan otak kepunyaan makhluk lainnya. Allah telah menciptakan otak manusia setingkat lebih tinggi dibanding yang lainnya.

APA ITU TEORI KOGNITIF?
Secara etimologi istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Menurut Slavin, teori kognitif adalah teori pemrosesan informasi tentang belajar menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama sehingga perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

Teori kognitif menyatakan bahwa memori merupakan bagian dari proses informasi. Teori ini menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam memori yaitu : 
1.Memori Sensoris
2.Memori Jangka Panjang
3.Memori Jangka Pendek

Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.


Memori Jangka Pendek adalah Memori yang disimpan lebih lama dibandingkan Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.

Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut.

Pendekatan kognitif menekankan pada proses mental. Informasi yang diterima, diproses melalui pemilihan, perbandingan dan penyatuan dengan informasi lain yang ada dalam ingatan. Penyatuan informasi ini kemudian akan diubah dan disusun kembali. Otak kita akan memproses secara aktif informasi yang diterima dan menukar informasi kepada bentuk atau kategori baru.. 

Teori kognitif tertuju kepada hal-hal yang terjadi didalam kepala kita ketika kita belajar atau pun berpikir. Teori kognitif juga mengambil perspektif bahwa siswa secara aktif memproses informasi dan pembelajaran berlangsung melalui usaha-usaha siswa ketika siswa mengaturnya, menyimpannya dan kemudian menemukan hubungan-hubungan antara informasi, hubungan baru dengan pengetahuan lama, skema, dan teks, pendekatan kognitif menekankan bagaimana informasi di proses.

PRINSIP TEORI BELAJAR KOGNITIF

Teori ini banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu system instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain: 
  • Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu. 
  • Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks. 
Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian.

Kelebihan Teori Kognitif
  • Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
  • Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah. 
Kelemahan Teori Kognitif
  • Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
  • Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut. vBeberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
TULVING THEORY
Tulving membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian yaitu : 
  1. Memori episodik 
  2. Yaitu memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
  3. Memori semantik
  4. Yaitu memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
  5. Memori prosedural
  6. Yaitu memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.

Kelebihan teori tulving
Mempunyai proses yang kompleks, karena kita dapat flashback untuk mengingat-ingat pengalaman yang menarik yang telah kita lalui. Dengan begitu ingatan kita terhadap masa lalu dapat tersimpan dengan baik melalui proses episodik 

Kekurangan teori tulving
Tulving hanya mengasumsikan 3 tahap secara umum, walaupun kita dapat menganalisis kembali ingatan kita dengan cara flashback. Tapi cara itu belum maksimal tanpa adanya suatu sistem yang terorganisir dengan baik

KESIMPULAN
Teori pemprosesan informasi menyatakan bahwa hanya sedikit informasi yang dapat diolah dalam memori kerja setiap saat. Terlalu banyak elemen bisa sangat membebani memori kerja sehingga menurunkan keefektifan pengolahan informasi. Jika penerima diharuskan membagi perhatian mereka dan mengintegrasikan secara mental dua atau lebih sumber-sumber informasi yang berkaitan misalnya, teks dan diagram, proses ini mungkin menempatkan suatu ketegangan yang tidak perlu pada memori kerja yang terbatas dan menghambat pemerolehan informasi.

0 komentar:

Posting Komentar